Peduli Sejarah Daerah, Dispendikbud Bersama Komunitas Tiga Komunitas Adakan Bincang Sejarah

 

Probolinggo,SGI. Adanya potensi sejarah dan kebudayaan daerah serta berbagai peninggalannya sampai saat ini minim di perbincangkan atau di publikasikan di masyarakat. Salah satu aspek yang rentan akan perubahan adalah budaya dan pesatnya perkembangan di era baru ini membuat budaya, sejarah serta peninggalan benda sejarahwan akan semakin terkikis dan hilang.

Hal ini disikapi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Probolinggo dengan membuat terobosan mengadakan program gerakan kegiatan diskusi sejarah dan Budaya dengan tema "BINCANG SEJARAH", dengan mengundang pemerhati sejarah di setiap instansi pemerintahan sekecamatan dan komunitas lingkup pecinta pemerhati budaya dan sejarah demi upaya pelestarian warisan leluhur tersebut. Pelestarian hal ini dilakukan karena keberadaannya  penting sebagai bahan pemahaman dan perkembangan sejarah diwilayah ini, Kamis (15 Juni 2023).

Dalam diskusi bincang sejarah dan peninggalannya sekitar lingkup kabupaten Probolinggo ini, Dinas Pendidikan dan Kebuayaan (Disdikbud) meminta para peserta undangan wakil dari kecamatan ( kesra) serta komunitas masing-masing membawa benda yang ia miliki, baik benda peninggalan atau temuannya yang akan dijadikan acuan sebagai referensi bukti bahwa barang tersebut mempunyai nilai sejarah yang cukup tinggi.

Adapun barang yang dimaksud antara lain  Pusaka keris, Kitab kuno, Badik, Pisau kuno, Uang gobok, Perhiasan batu manik, Tindik atau Anting perunggu dan barang lainnya. Jenis barangpun berbeda-beda bentuk jenis dan usianya baik dari peninggalan prasejarah, Hindu, Budha hingga periodesasi jaman Belanda.

Acara yang dimoderatori oleh Shemy Hadi ini berlangsung di lantai 2 dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) kabupaten Probolinggo serta diawali oleh Juelani selaku ketua panitia dan diteruskan dengan sambutan oleh Sulaiman (Kabid Kebudayaan). Pentingnya kerjasama untuk mengamankan peninggalan bersejarah, digitalisasi manuskrip,legalitas benda sejarah seperti yang sudah ada di museum Mpu Tantular (Batu Saka)

Penyampaian apresiasi dari beberapa undangan menjadi momentum dalam kegiatan tesebut diantaranya disampaikan, Purnomo: 

"Terima kasih atas apresiasinya dengan mengundang komunitas pemerhati sejarah perlunya penganggaran ke depan mulai 2024 baik event maupun pengamanan situs purbakala. Dalam kegiatan Festival kebudayaan melibatkan komunitas pemerhati budaya."ujarnya.

Hal ini juga disampaikan Ketua Pataji Rengganis, Tunggul Girinata. Menurutnya tiap pimpinan punya pusaka yang dibeli dari Pataji Rengganis. Menurutnya kegiatan ini dapat mengangkat biografi dan membukukan para leluhur juga para empu di Probolinggo. Kemudian lebih banyak para kolektor dan yang tak kalah menariknya ketua Pataji mengharapkan pemerintah daerah melalui dinas terkait dapat mengadakan festival budaya dan sejarah tiap tahun.

Penyampaian ini juga dari Yudi yang berharap ada pembeli barang purbakala dari Probolinggo sendiri agar barang temuan tidak dijual keluar karena pencari barang tersebut digunakan untuk menghidupi keluarga. "Karena selama ini banyak temuan yang sudah keluar dari Probolinggo."ujarnya.

Lubis juga mengulas perlunya kerjasama Dinas Pendidikan & Pariwisata untuk mengadakan kegiatan berkaitan dengan seputar sejarah, termasuk Bremi Heritage harus bisa membedakan mitos, legenda dan sejarah. Sejarah harus didukung data, bukti sejarah.hindari klenik jika bicara sejarah harus segera dilakukan digitalisasi manuskrip dan dalam hal ini, Purnomo bisa memfasilitasi,

Ungkapan ini juga datang dari Ino Ketua Bumi Banger Probolinggo. Ino menyampaikan Profil Komunitas Bumi Banger.

Ada Lutfi Bumi Banger yang menyampaikan bahwa banyak temuan barang sejarah yang sudah terjual karena terbentur kebutuhan ekonomi. Untuk itu pihaknya berharap agar kegiatan pengawasan terhadap sejarah ini akan terus berkelanjutan.(har).

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال