Wali Kota Habib Hadi Audiensi Bersama Ulama, Jalin Silaturahmi Perkuat NKRI

 

Probolinggo.SGI.  Usai Gowes dalam rangkaian Hari Lingkungan Hidup (HLH) Sedunia, Jum’at (23/6) pagi, Wali Kota Habib Hadi Zainal Abidin menerima Audiensi para Ulama Bersama Umaro’ di Rumah Dinas (rumdin) Wali Kota Probolinggo.

Turut hadir dalam giat yang dimulai sekira pukul 8 pagi itu, Sekda Kota drg. Ninik Ira Wibawati, Kapolresta Probolinggo Wadi Sa’bani, Ketua MUI Kota Probolinggo KH. Nizar Irsyad, perwakilan Dandim 0820 Probolinggo dan Kejaksaan Negeri Kota Probolinggo. Selain itu hadir juga para asisten, staf ahli, kepala perangkat daerah (PD), camat dan lurah di lingkungan Pemkot Probolinggo, yang dikumpulkan di halaman belakang Rumdin sebanyak 191 orang.

Dalam audiensi, Wali Kota Probolinggo menyampaikan dirinya mengajak tokoh utama hadir karena berupaya selalu menjalin tali silaturrahim dengan para alim ulama dan umaro se Kota Probolinggo. 

Selain itu, juga untuk menyamakan persepsi dan pemikiran antara pemerintah dengan alim ulama. “Mustahil suatu harapan bisa terwujud sempurna tanpa adanya kebersamaan. Penyampaian saran, kritik, masukan, keluh dan kesah (sangat penting dilakukan), sehingga pemerintah bisa memahami dan (sekaligus) pemerintah bisa memberikan masukan tentang regulasi dan aturan yang ada,” katanya.

Diskusi positif ini juga bertujuan untuk sinkronisasi program-program dan kegiatan di Kota Probolinggo. Serta mengimplementasikan program PD terkait kegiatan untuk mendukung tercapainya visi dan misi kepala daerah.

“Inti dari kegiatan ini, saya meminta pada tokoh-tokoh agama untuk bisa menjadi garda terdepan dalam membentengi kerukunan dan ketentraman di lingkungannya masing-masing,” tegasnya.

Merangkul seluruh organisasi Islam yang ada di Kota Probolinggo, Habib Hadi berharap ulama menjadi mediator ketika terjadi kesalahpahaman maupun perbedaan pandangan, serta memberi solusi atas perbedaan pandangan yang ada.

Sementara itu, Kapolresta Wadi Sa’bani mengingatkan dewasa ini media-media ramai memperbincangkan isu intoleran yang terjadi di dunia. Seperti diketahui bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia memeluk agama Islam dan sisanya memeluk agama yang lain seperti Protestan, Khatolik, Hindu, Budha, Kong Hu Chu, dan lain-lain.

Sehubungan dengan hal tersebut, tambahnya, banyak peristiwa yang terjadi akibat perbedaan agama tersebut, di antara peristiwa tersebut adalah sikap intoleran antar umat beragama.

Saya mohon para kiai dan alim ulama Kota Probolinggo, masuk ke dalam golongan cooling system umat. Dalam hal bahaya intoleran yang digaungkan oleh oknum-oknum tak bertanggungjawab untuk memecah belah persatuan kesatuan NKRI. Para tokoh agama diharapkan bisa meng-counter ini,” terangnya.

Audiensi yang berlangsung penuh keakraban itu juga membahas beberapa hal yang dianggap penting. Diantaranya terkait kesehatan, keamanan, kebersihan, drainase, teknologi dan pendidikan keagamaan.

Ratusan tokoh agama terdiri dari kiai dan bu nyai itu, pada kesempatan tersebut masing-masing juga diberikan formulir kritik/ saran/ masukan terkait bidang keagamaan yang harus diisi sebelum meninggalkan rumdin. Hal itu dianggap perlu, karena durasi kegiatan yang terbentur pada waktu dan hari yang terbatas.(har).

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال